Majas
Majas atau kiasan adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan kesan dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda dengan benda lain atau hal lain yang lebih umum.
Majas terdiri atas :
·
Majas Perbandingan
·
Majas Pertentangan
·
Majas Sindiran
·
Majas Penegasan
A. Majas
Perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang
menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya terhadap
pendengar ataupun pembaca. Ditinjau atau dilihat dari cara pengambilan
perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas :
1) Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah
perbandingan terhadap dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja
dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan,
seumpama, seperti, dan laksana.
Contoh :
·
Semangatnya keras bagaikan baja.
·
Mukanya pucat bagai mayat.
·
Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama
2) Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan
secara langsung berupa perbandingan analogis.
Contoh:
·
Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat
penting)
·
Raja siang keluar dari ufuk timur
·
Jonathan adalah bintang kelas dunia.
·
Harta karunku (sangat berharga)
·
Dia dianggap anak emas majikannya.
·
Perpustakaan adalah gudang ilmu.
3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang
membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti
manusia.
Contoh:
- Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
- Ombak berkejar-kejaran
ke tepi pantai.- Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.
4) Alegori
Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain,
melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh:
·
Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
·
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang
mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak
kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti
ketika bertemu dengan laut.
5) Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu
dengan mempergunakan
benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
·
Ia terkenal sebagai buaya darat.
·
Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
·
Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
·
Melati, lambang kesucian
·
Teratai, lambang pengabdian
6) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau
lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.
Contoh:
·
Di kantongnya selalu terselib gudang garam.
(maksudnya rokok gudang garam)
·
Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api.
(maksudnya kopi kapal api)
·
Ayah pulang dari luar negeri naik garuda
(maksudnya pesawat)
7) Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian
untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe
terdiri atas dua bentuk berikut.
a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian
untuk keseluruhan.
Contoh:
·
Hingga detik ini ia belum kelihatan batang
hidungnya.
·
Per kepala mendapat Rp. 300.000.
b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan
untuk sebagian.
Contoh:
·
Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03
melawan Rt. 07.
·
Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.
8) Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang
dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, "
umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh:
·
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais
dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
B. Majas
Pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang
menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau
penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya
kepada pembaca atau pendengar”. Macam-macam Majas Pertentangan dibedakan
menjadi berikut.
1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan
pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
·
Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival
itu.
·
Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata
Tuhan.
2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung
pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;
·
Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang
ramai ini.
·
Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta
yang sedang berlangsung ini.
3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa
pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam
atau meminta perhatian.
Contoh:
·
Suaranya menggelegar membelah angkasa.
·
Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu
dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau
menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
·
Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih
saja.
·
Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh
seperti saya ini?
C. Majas
Penegasan
Majas Penegasanan ialah kata-kata berkias yang
menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap
pendengar atau pembaca”.Majas penegasan terdiri atas :
1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata
secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
·
Semua siswa yang di atas agar segera turun ke
bawah.
·
Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan
pesawat tempur.
2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata
sebagai penegasan.
Contoh:
·
Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah
yang kuharap.
·
Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita
sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
3) Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya
ada di dalam puisi.
Contoh:
·
Cinta adalah pengertian
·
Cinta adalah kesetiaan
·
Cinta adalah rela berkorban
4) Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang
beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang
pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
·
Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin
bertukar pikiran saja.
·
Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun,
akur, dan bersaudara.
5) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal
secara berturut-turut dan makin lama makin meningkat.
Contoh:
·
Semua pihak mulai dari anak-anak, remaja, sampai
orang tua pun mengikuti lomba Agustusan.
·
Ketua RT, RW, Kepala Desa, Gubernur, bahkan
Presiden sekalipun tidak mempunyai berhak untuk mengurusi hal pribadi
seseorang.
6) Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa
hal secara berturut-turut yang makin lama semakin menurun.
Contoh :
·
Kepala sekolah, guru, staff sekolah, dan siswa
juga hadir dalam pesta perayaan kelulusan itu.
·
Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua
orang merayakan HUT RI ke -62.
7) Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya
namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau
menggugah.
Contoh:
·
Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan
sekolah formal saja?
·
Apakah ini orang yang selama ini kamu
bangga-banggakan ?
D. Majas
Sindiran
Majas sindiran ialah kata-kata berkias yang
menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar
atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:
1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang
bertentangan dengan maksud untuk menyindir seseorang.
Contoh:
·
Ini baru namana siswa teladan, setiap hari selalu
pulang malam.
·
Bagus sekali tulisanmu, saking bagusnya sampai
tidak dapat Aku baca.
2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran
secara langsung kepada orang lain
Contoh :
·
Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas
diucapkan oleh orang terpelajar seperti dirimu.
·
Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah
lakumu yang tidak wajar itu.
3) Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar.
Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
·
Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
·
Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak
becus!